BPK Gunung Mulia

Sejarah Perusahaan    

       Tahun 1946, setahun setelah Indonesia merdeka tgl 17 Agustus 1945, lahirlah lembaga Badan Penerbit Darurat dari Gereja dan Pekabaran Injil (Noodleectuurcommissie van Kerk’en Zending). Kegiatan ini didorong kesadaran bahwa Gereja-gereja di Indonesia terpanggil untuk hadir memberi sumbangan konkret dalam proses berbangsa dan bermasyarakat di negara Indonesia yang baru merdeka tersebut. Maka cikal bakal BPK Gunung Mulia ini lahir dengan panggilan melengkapi gereja-gereja dan umat Kristen dalam menunaikan panggilan berteologinya, melalui penyediaan bacaan Kristen berbahasa Indonesia.

     Lembaga ini bukanlah sekadar sebuah organisasi, kelompok, atau perusahaan. Isi lembaga adalah suatu semangat, suatu perpaduan harmonis antara semangat pewartaan Injil Kerajaan Allah, semangat oikumenis, dan semangat kebangsaan Indonesia. Semangat itulah yang terutama terus menjiwai dan menghidupi BPK Gunung Mulia sampai sekarang, bukan kegiatan berbisnis buku Kristen.

     Pada Januari 1950, lembaga ini resmi dibentuk dengan nama Badan Penerbit Kristen. Di dalamnya terwakili berbagai organisasi gereja dan zending yang dapat dihimpun pada masa itu. Ini adalah wujud upaya kesatuan gereja-gereja Indonesia yang dipelopori oleh Dr. Johannes Verkuyl (utusan Injil dari Gereja Gereformeerd) bersama tokoh-tokoh Zending (badan pekabaran Injil) dan Gereja Protestan di Indonesia (Indische Kerk), Gereja Gereformeerd (gereja asal J. Verkuyl), Young Men’s Christian Association (YMCA), Bond voor Evangelisatie (Ikatan Penginjilan, pimpinan Jan. C. Hoekendijk - tokoh Dewan Gereja Sedunia), dr. J. Leimena dan sejumlah tokoh Kristen Indonesia Pada 1971, karena kepeduliannya kepada pendidikan dan penginjilan, nama Menteri Pendidikan Indonesia (1945-1946), Prof. Dr. Todung Sutan Gunung Mulia, diabadikan menjadi BPK Todung Sutan Gunung Mulia.

Pengembangan Produk & Kiprah BPK Gunung Mulia

     Produk terbitan BPK Gunung Mulia adalah cerminan visi dan misinya. Seluruh buku BPK Gunung Mulia mengandung konten teologi dengan kadar penyampaian yang sesuai dengan target market, segmentasi dan diferensiasi produknya. Ciri khas buku BPK Gunung Mulia adalah ada kandungan teologis ilmiah, disajikan secara seimbang dan bernuansa merukunkan.

    Kebutuhan pembaca yang beragam menuntut penerbitan untuk melakukan pengembangan jenis produknya. Pada tahun 1970 BPK Gunung Mulia menerbitkan pedoman renungan harian, yang pertama di Indonesia, Saat Teduh, yang merupakan terjemahan dari renungan The Upper Room. Renungan The Upper Room telah diterjemahkan ke dalam 39 bahasa, dengan penulis yang datang dari seluruh dunia. Pada Oktober 2010, The Upper Room merayakan ulang tahun ke-75 dan edisi kesatu miliar yang tersebar di seluruh dunia. Saat Teduh adalah satu-satunya renungan yang memuat kisah nyata penulis sekaligus refleksi teologisnya. Sharing pengalaman penulis dan refleksi teologis dalam Saat Teduh ini akan memperkaya pembaca dalam penghayatan dan peningkatan iman Kristennya.

     Untuk memenuhi kebutuhan buku ajar Pendidikan Agama Kristen tingkat dasar, pada tahun 1973, BPK Gunung Mulia bersama Departemen Pembinaan dan Pendidikan PGI menerbitkan buku Pendidikan Agama Kristen (PAK) untuk SD, Cermin Remaja (SMP), dan Suluh Siswa (SMA). Kerja sama dengan PGI ini berlanjut dengan terus menyempurnakan isi buku PAK ini agar sesuai dengan kurikulum dan kemajuan zaman, sehingga membekali anak-anak dengan nilai-nilai Kristen yang membentuk karakter seperti Kristus.

      Dalam rangka mendukung kiprah gereja untuk hadir di negara Indonesia yang multimajemuk, BPK Gunung Mulia secara serius menerbitkan buku-buku tentang agamaagama dan lintas agama. Beberapa tokoh lintas agama ikut berkontribusi dalam penerbitan buku-buku tersebut, dengan tetap konsisten menonjolkan konten teologi yang ilmiah, seimbang, dan merukunkan.

     Mengamati fakta di lapangan bahwa tidak ada majalah rohani mainstream yang bersifat nasional, pada Agustus 2009 BPK Gunung Mulia menerbitkan majalah rohani, Inspirasi Indonesia. Majalah ini menyediakan santapan kristiani bernutrisi, tidak fanatik, pluralis, tidak sektarian, melainkan oikumenis, teologinya bukan konservatif melainkan neoortodoksi progresif. Telah dibentuk pula imprint buku rohani populer bernama Inspirasi. Dengan tetap punya konten teologi, buku Inspirasi ini disajikan secara populer sehingga pembaca dapat menikmatinya pada waktu-waktu yang terbatas.