Injil dan Jingitiu
Injil dan Jingitiu
Harga reguler
Rp 100.000,00 IDR
Harga reguler
Harga obral
Rp 100.000,00 IDR
Harga satuan
/
per
Injil & Jingitiu
Menelusuri Jejak-Jejak Kekristenan dan Perjumpaannya dengan Kepercayaan Jingitiu di Pulau Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur – Indonesia
Penulis : Yuda D. Hawu Haba
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 269 hlm.
Tulisan ini berupa studi historis-teologis tentang perjumpaan Injil dengan masyarakat Sabu Raijua – Nusa Tenggara Timur, yang agama sukunya disebut Jingitiu. Dinamika perjumpaan kekristenan dengan kepercayaan Jingitiu sekitar tahun 1860-an itu telah berlangsung selama seabad lebih. Pada mulanya terjadi penolakan terhadap kekristenan oleh masyarakat Sabu Raijua karena kekristenan dipandang sebagai unsur yang asing sehingga dicurigai akan merusak tatanan dan kepercayaan masyarakat Sabu Raijua. Dalam perjumpaan itu, kedua pihak saling belajar dan mengenal sehingga terjadilah suatu proses perubahan, baik dalam masyarakat Sabu Raijua maupun dalam kalangan para pekabar Injil sendiri bersama dengan lembaga pengutusnya. Perjumpaan itu menghasilkan suatu masyarakat baru di Sabu Raijua, yaitu masyarakat Kristen dalam Gereja Masehi Injili di Timor seperti yang kita jumpai sekarang ini.
Menelusuri Jejak-Jejak Kekristenan dan Perjumpaannya dengan Kepercayaan Jingitiu di Pulau Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur – Indonesia
Penulis : Yuda D. Hawu Haba
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 269 hlm.
Tulisan ini berupa studi historis-teologis tentang perjumpaan Injil dengan masyarakat Sabu Raijua – Nusa Tenggara Timur, yang agama sukunya disebut Jingitiu. Dinamika perjumpaan kekristenan dengan kepercayaan Jingitiu sekitar tahun 1860-an itu telah berlangsung selama seabad lebih. Pada mulanya terjadi penolakan terhadap kekristenan oleh masyarakat Sabu Raijua karena kekristenan dipandang sebagai unsur yang asing sehingga dicurigai akan merusak tatanan dan kepercayaan masyarakat Sabu Raijua. Dalam perjumpaan itu, kedua pihak saling belajar dan mengenal sehingga terjadilah suatu proses perubahan, baik dalam masyarakat Sabu Raijua maupun dalam kalangan para pekabar Injil sendiri bersama dengan lembaga pengutusnya. Perjumpaan itu menghasilkan suatu masyarakat baru di Sabu Raijua, yaitu masyarakat Kristen dalam Gereja Masehi Injili di Timor seperti yang kita jumpai sekarang ini.