ISLAM DAN KRISTEN
ISLAM DAN KRISTEN
Harga reguler
Rp 75.000,00 IDR
Harga reguler
Harga obral
Rp 75.000,00 IDR
Harga satuan
/
per
Penulis : Sumanto Al Qurtuby
Penerbit : BPK Gunung Mulia
ISBN : 978-602-231-483-7
Ukuran : 14,5 x 21 cm
Tebal : xvi + 208 (224 hlm)
Bahasa : Indonesia
Buku ini diawali Prakata yang memaparkan maksud dan tujuan penelitian, serta cara kerja penulis, yaitu dengan melakukan fieldwork (penelitian lapangan) dengan langsung terjun ke daerah pusat konflik, kemudian melakukan pendekatan dan wawancara (formal maupun informal) dengan para ''"aktor sosial''', yaitu para informan, aktivis akar rumput, praktisi resolusi konflik dan perdamaian, eks-milisi, serta sejumlah tokoh agama''baik Kristen maupun Muslim.
Penelitian dilakukan dari sudut pandang antropologi politik dan agama, serta conflict/peace studies sebagai disiplin ilmu yang ditekuni penulis. Berbeda dengan ilmu politik (political science), antropologi politik (political anthropology) cenderung melihat persoalan lokal dari perspektif lokal (mikro).
Dalam kerangka teoretik ini, kerusuhan lokal Ambon bukan dikaji dengan menggunakan pendekatan '''pusat-pinggiran''' (center-periphery), misalnya bahwa konflik Ambon merupakan imbas dari kebijakan diskriminatif Orde Baru, seperti komentar sejumlah sarjana. Akan tetapi, menurut penulis, antropologi politik melihat konflik komunal Ambon dari '''perspektif lokal''', yakni kerusuhan ini adalah buah dari '''dinamika lokal''' di Ambon sendiri, baik dinamika hubungan Kristen-Muslim (apa pun etnis mereka) maupun dinamika politik relasi pemerintah-rakyat (state-society) di Ambon.
Penerbit : BPK Gunung Mulia
ISBN : 978-602-231-483-7
Ukuran : 14,5 x 21 cm
Tebal : xvi + 208 (224 hlm)
Bahasa : Indonesia
Buku ini diawali Prakata yang memaparkan maksud dan tujuan penelitian, serta cara kerja penulis, yaitu dengan melakukan fieldwork (penelitian lapangan) dengan langsung terjun ke daerah pusat konflik, kemudian melakukan pendekatan dan wawancara (formal maupun informal) dengan para ''"aktor sosial''', yaitu para informan, aktivis akar rumput, praktisi resolusi konflik dan perdamaian, eks-milisi, serta sejumlah tokoh agama''baik Kristen maupun Muslim.
Penelitian dilakukan dari sudut pandang antropologi politik dan agama, serta conflict/peace studies sebagai disiplin ilmu yang ditekuni penulis. Berbeda dengan ilmu politik (political science), antropologi politik (political anthropology) cenderung melihat persoalan lokal dari perspektif lokal (mikro).
Dalam kerangka teoretik ini, kerusuhan lokal Ambon bukan dikaji dengan menggunakan pendekatan '''pusat-pinggiran''' (center-periphery), misalnya bahwa konflik Ambon merupakan imbas dari kebijakan diskriminatif Orde Baru, seperti komentar sejumlah sarjana. Akan tetapi, menurut penulis, antropologi politik melihat konflik komunal Ambon dari '''perspektif lokal''', yakni kerusuhan ini adalah buah dari '''dinamika lokal''' di Ambon sendiri, baik dinamika hubungan Kristen-Muslim (apa pun etnis mereka) maupun dinamika politik relasi pemerintah-rakyat (state-society) di Ambon.