Kekristenan di Asia Tenggara - BPK Makassar
Kekristenan di Asia Tenggara - BPK Makassar
Harga reguler
Rp 99.000,00 IDR
Harga reguler
Harga obral
Rp 99.000,00 IDR
Harga satuan
/
per
ISBN : 978-602-231-406-6
Ukuran : 14,5 x 21 cm
Tebal : 296 hlm
Buku ini menguraikan situasi sejarah seputar pekabaran Injil di Asia Tenggara, bagaimana cara para pekabar Injilyang notabene adalah bangsa penjajahmenyebarkan Injil kepada masyarakat setempat, dan menyoroti bagaimana sikap penduduk pribumi dalam menerima agama-agama baru itu. Meskipun penulis mengatakan bahwa buku ini tidak bermaksud memaparkan sejarah perkembangan gereja di Asia Tenggara secara lengkap dan menyeluruh, dari bab per bab kita dapat mengikuti pasang-surut dan pertumbuhan kekristenan di Asia Tenggara. Diawali dengan kesaksian-kesaksian tentang keberadaan Kristen yang mula-mula di Sumatra sebelum abad ke-14, penulis melanjutkan dengan perkembangan kekristenan di Filipina, setelah kedatangan dan penaklukan oleh bangsa Portugis dan Spanyol di tahun 1500-an. Di Semenanjung Melayu dan Borneo Utara, kekristenan berkembang dengan berbagai alirannya, seperti Gereja Anglikan, Gereja Roma Katolik, Gereja Presbiterian, Gereja Lutheran, Gereja Metodis, dan Gereja Sidang Injil Borneo di Sabah.
Pada masa selanjutnya, tepatnya sejak tahun 1815, sejalan dengan berpindahnya tampuk dan corak pemerintahan dari VOC ke Nederlandsch Indi, berkembang pula gereja negara ko-lonial, yang hadir dalam bentuk Gereja-gereja Suku, Gereja-gereja Tionghoa, juga Gereja Roma Katolik.
Pada bab-bab terakhir, penulis menyebutkan kiprah tokoh-tokoh penginjil pribumi sejak abad ke-19, abad ke-20, masa kemerdekaan, hingga masa kini, yang telah membentuk wajah kekristenan Indonesia dengan peran dan sumbangsih masing-masing, termasuk beberapa pemuda-pemudi dan tokoh-tokoh Kristen awam yang berjasa bagi Indonesia.
Ukuran : 14,5 x 21 cm
Tebal : 296 hlm
Buku ini menguraikan situasi sejarah seputar pekabaran Injil di Asia Tenggara, bagaimana cara para pekabar Injilyang notabene adalah bangsa penjajahmenyebarkan Injil kepada masyarakat setempat, dan menyoroti bagaimana sikap penduduk pribumi dalam menerima agama-agama baru itu. Meskipun penulis mengatakan bahwa buku ini tidak bermaksud memaparkan sejarah perkembangan gereja di Asia Tenggara secara lengkap dan menyeluruh, dari bab per bab kita dapat mengikuti pasang-surut dan pertumbuhan kekristenan di Asia Tenggara. Diawali dengan kesaksian-kesaksian tentang keberadaan Kristen yang mula-mula di Sumatra sebelum abad ke-14, penulis melanjutkan dengan perkembangan kekristenan di Filipina, setelah kedatangan dan penaklukan oleh bangsa Portugis dan Spanyol di tahun 1500-an. Di Semenanjung Melayu dan Borneo Utara, kekristenan berkembang dengan berbagai alirannya, seperti Gereja Anglikan, Gereja Roma Katolik, Gereja Presbiterian, Gereja Lutheran, Gereja Metodis, dan Gereja Sidang Injil Borneo di Sabah.
Pada masa selanjutnya, tepatnya sejak tahun 1815, sejalan dengan berpindahnya tampuk dan corak pemerintahan dari VOC ke Nederlandsch Indi, berkembang pula gereja negara ko-lonial, yang hadir dalam bentuk Gereja-gereja Suku, Gereja-gereja Tionghoa, juga Gereja Roma Katolik.
Pada bab-bab terakhir, penulis menyebutkan kiprah tokoh-tokoh penginjil pribumi sejak abad ke-19, abad ke-20, masa kemerdekaan, hingga masa kini, yang telah membentuk wajah kekristenan Indonesia dengan peran dan sumbangsih masing-masing, termasuk beberapa pemuda-pemudi dan tokoh-tokoh Kristen awam yang berjasa bagi Indonesia.