Memberitakan Injil di Tengah Masyarakat Majemuk
Memberitakan Injil di Tengah Masyarakat Majemuk
Harga reguler
Rp 89.500,00 IDR
Harga reguler
Harga obral
Rp 89.500,00 IDR
Harga satuan
/
per
Kehadiran gereja-gereja dan umat Kristen di Indonesia, dengan demikian, tidak luput dari tugas memberitakan Injil tersebut. Tentu, dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, strategi penginjilan acap membutuhkan pengkajian ulang dari waktu ke waktu.
Buku ini berisikan tiga dokumen gereja. Dengan menggabungkan ketiga dokumen tersebut dimaksudkan untuk menolong gereja-gereja di Indonesia dalam merefleksikan praktik-praktik pekabaran Injil yang sangat beragam di tengah masyarakat majemuk Indonesia. Tantangan kemajemukan masyarakat dengan rupa-rupa regulasi yang ada, di satu sisi tidak bisa menjadi alasan untuk mereduksi tugas gereja dalam mengabarkan Injil; namun di sisi lain, pekabaran Injil itu sendiri juga harus bisa menopang terbangunnya kehidupan masyarakat yang rukun di tengah keragaman yang ada.
Dokumen pertama menekankan kehidupan yang berkelimpahan oleh karya Roh Kudus, maka dokumen kedua, ”The Cape Town Commitment; A Confessional of Faith and a Call to Action”, menekankan Cinta Kasih. Allah yang mengasihi kita dan dunia ini (1 Yoh. 4:10), mengundang kita untuk ikut berpartisipasi memelihara bumi, karena bumi ini adalah milik dan yang dicintai Allah. Dokumen kedua ini dilahirkan oleh Lausanne Movement yang berkolaborasi dengan World Evangelical Alliance (WEA).
Sementara itu, Dokumen Ketiga, ”Christian Witness in a Multi-Religious World”, berisikan rekomendasi pelaksanaan pekabaran Injil yang dirumuskan bersama oleh WCC, Pontifical Council for Interreligious Dialogue dan WEA. Dokumen ketiga ini merupakan ajakan kepada gereja-gereja untuk merefleksikan praktek-praktek pekabaran Injil dewasa ini di tengah keragaman agama dengan berpedoman 12 prinsip dasar kristiani, sebagaimana dicatat dalam dokumen tersebut.
Buku ini berisikan tiga dokumen gereja. Dengan menggabungkan ketiga dokumen tersebut dimaksudkan untuk menolong gereja-gereja di Indonesia dalam merefleksikan praktik-praktik pekabaran Injil yang sangat beragam di tengah masyarakat majemuk Indonesia. Tantangan kemajemukan masyarakat dengan rupa-rupa regulasi yang ada, di satu sisi tidak bisa menjadi alasan untuk mereduksi tugas gereja dalam mengabarkan Injil; namun di sisi lain, pekabaran Injil itu sendiri juga harus bisa menopang terbangunnya kehidupan masyarakat yang rukun di tengah keragaman yang ada.
Dokumen pertama menekankan kehidupan yang berkelimpahan oleh karya Roh Kudus, maka dokumen kedua, ”The Cape Town Commitment; A Confessional of Faith and a Call to Action”, menekankan Cinta Kasih. Allah yang mengasihi kita dan dunia ini (1 Yoh. 4:10), mengundang kita untuk ikut berpartisipasi memelihara bumi, karena bumi ini adalah milik dan yang dicintai Allah. Dokumen kedua ini dilahirkan oleh Lausanne Movement yang berkolaborasi dengan World Evangelical Alliance (WEA).
Sementara itu, Dokumen Ketiga, ”Christian Witness in a Multi-Religious World”, berisikan rekomendasi pelaksanaan pekabaran Injil yang dirumuskan bersama oleh WCC, Pontifical Council for Interreligious Dialogue dan WEA. Dokumen ketiga ini merupakan ajakan kepada gereja-gereja untuk merefleksikan praktek-praktek pekabaran Injil dewasa ini di tengah keragaman agama dengan berpedoman 12 prinsip dasar kristiani, sebagaimana dicatat dalam dokumen tersebut.