Pendampingan dan Konseling Masyarakat Berbasis Budaya di Tanah Jawa
Pendampingan dan Konseling Masyarakat Berbasis Budaya di Tanah Jawa
Harga reguler
Rp 100.000,00 IDR
Harga reguler
Harga obral
Rp 100.000,00 IDR
Harga satuan
/
per
Pendampingan dan Konseling Masyarakat Berbasis Budaya di Tanah Jawa
Penulis: Adhitya Chris Nugroho, S.PK., Amos Renoardi, S.Th., Graseila Kristiantia, S.Fil, CCM. Dr. Jacob Daan Engel, M.Si.
Penerbit: BPK Gunung Mulia
Ukuran: 15 x 23 cm
Tebal: 200 halaman
Sinopsi :
Pagelaran wayang, selain sebagai sarana hiburan, sejak dahulu dimanfaatkan untuk menyampaikan bimbingan atau tuntunan hidup, terutama bagi masyarakat Jawa. Secara khusus, pertunjukan wayang di Banyumas, yang disebut pakeliran Banyumasan, mengandung unsur pendampingan yang sarat dengan nilai tuntunan, tatanan, dan tontonan. Lebih khusus lagi, Wayang Wahyu, yang melakonkan cerita-cerita Alkitab, digunakan untuk menyampaikan pengajaran kekristenan. Selain lewat lakon wayang, beberapa upacara atau ritual khas Jawa juga digunakan sebagai sarana pendampingan bagi masyarakat, seperti upacara slametan kematian, tradisi ruwatan, dan tedhak siten. Bahkan, Dawet Ayu Banjarnegara, minuman tradisional yang terkenal, juga mengandung falsafah mendalam yang mengandung fungsi kemitraan dan pendampingan budaya.
Di samping pendampingan, konseling juga perlu diberikan bagi anggota keluarga yang mengalami konflik atau ketidakstabilan, misalnya bagi orang tua yang mengalami sindrom "sarang kosong" dan anak/orang tua yang terjebak dalam falsafah “mikul dhuwur mendhem jero”. Pendampingan dan konseling yang berbasis budaya lokal, baik berupa sastra, bahasa, maupun kesenian, terbukti mampu memberdayakan masyarakat dan mampu mengembangkan dimensi spiritual, agama, dan budaya masyarakat.
Pendampingan dan konseling berbasis kearifan lokal ini sangat berguna untuk mengembangkan potensi diri masyarakat dan menyelaraskan budaya lokal dengan budaya kekinian. Apa saja dan bagaimana penerapan kearifan lokal dan falsafah hidup khas Jawa yang patut diteladani dan dilestarikan, khususnya dari tradisi Jawa Banyumasan, silakan disimak dalam buku ini.