Relasi Damai Islam-Kristen Pascakonflik di Maluku Utara
Relasi Damai Islam-Kristen Pascakonflik di Maluku Utara
Harga reguler
Rp 100.000,00 IDR
Harga reguler
Harga obral
Rp 100.000,00 IDR
Harga satuan
/
per
RELASI DAMAI ISLAM-KRISTEN PASCAKONFLIK DI MALUKU UTARA
[ Mengelola Dinamika Relasi Damai Islam-Kristen di Tengah Politik Identitas Keagamaan ]
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 82 hlm
Penulis:
Julianus Mojau
Sirayandris J. Botara
Liliane Mojau
Pada akhir tahun 1990-an, di sebagian belahan Indonesia bagian Timur dilanda konflik antarwarga bangsa—termasuk di Maluku Utara dengan melibatkan identitas keagamaan antara Islam dan Kristen. Syukurlah usaha-usaha rekonsiliasi dilakukan oleh berbagai pihak dan menghasilkan terciptanya relasi damai antarwarga masyarakat di Maluku Utara.
Buku ini menyajikan bagaimana variasi dinamika relasi damai Islam-Kristen lebih kurang dua puluh tahun terakhir pascakonflik di Maluku Utara (2002-2022) dan bagaimana seharusnya mengelola daya tahan relasi damai yang telah dibangun oleh masyarakat itu dengan model pengelolaan relasi damai yang melampaui model relasi dami ko-eksistensi di tengah kebangkitan politik identitas keagamaan di Indonesia akhir-akhir ini.
[ Mengelola Dinamika Relasi Damai Islam-Kristen di Tengah Politik Identitas Keagamaan ]
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 82 hlm
Penulis:
Julianus Mojau
Sirayandris J. Botara
Liliane Mojau
Pada akhir tahun 1990-an, di sebagian belahan Indonesia bagian Timur dilanda konflik antarwarga bangsa—termasuk di Maluku Utara dengan melibatkan identitas keagamaan antara Islam dan Kristen. Syukurlah usaha-usaha rekonsiliasi dilakukan oleh berbagai pihak dan menghasilkan terciptanya relasi damai antarwarga masyarakat di Maluku Utara.
Buku ini menyajikan bagaimana variasi dinamika relasi damai Islam-Kristen lebih kurang dua puluh tahun terakhir pascakonflik di Maluku Utara (2002-2022) dan bagaimana seharusnya mengelola daya tahan relasi damai yang telah dibangun oleh masyarakat itu dengan model pengelolaan relasi damai yang melampaui model relasi dami ko-eksistensi di tengah kebangkitan politik identitas keagamaan di Indonesia akhir-akhir ini.